Minggu, 21 Agustus 2022

RAGAM CERITA HARI ANAK NASIONAL

 

Saat mengamati kupu-kupu atau binatang lain yang mengalami metamorfosis, pasti memiliki keunikan masing-masing pada saat perubahan ditiap-tiap fasenya. Bisa kita lihat proses metamorphosis kupu-kupu yang dari kupu-kupu dewasa bertelur lalu telurnya berubah menjadi larva, lalu larva berubah menjadi ulat, kemudian menjadi kepompong, dan lalu mencapai klimaksnya menjadi seekor kupu-kupu yang baru.

Tak berbeda dengan mahluk lain, pastinya juga melewati proses metamorphosis. Meskipun proses metamorphosis setiap mahluk itu berbeda-beda. Begitu pula dengan manusia. Setiap manusia yang dilahirkan akan melewati fase bayi lalu fase kanak-kanak, menjadi remaja lalu menjadi manusia dewasa.

Fase Kehidupan Manusia

Di fase bayi, memory otak manusia masih polos bak kertas putih. Difase kanak-kanak adalah fase pengisian memory. Sedangkan difase remaja adalah fase uji coba  memory atau nilai-nilai yang ditanamkan pada fase sebelumnya. Dan fase dewasa adalah fase menemukan sendiri jawaban dari persoalan kehidupan yang dialami setiap individu.

Fase bayi

Seperti yang telah dikatakan dibaris sebelumnya, fase ini, memory bayi masih polos, seperti kertas putih yang belum diisi oleh tinta dan warna kehidupan. Dan alangkah baiknya di fase emas yaitu 1000 hari pertama kehidupannya,orang tua telah memberi stimulant kasih sayang kepada calon bayi. Menurut para ahli, stimulant kasih sayang ini akan membentuk jaringan saraf yang banyak pada otak bayi.

Fase kanak-kanak

Pada fase kanak- kanak, memory otak bayi mulai diisi dengan warna-warni kehidupan yang digoreskan oleh kedua orangtuanya, dan lingkungan tempat ia berada, pada fase ini, sebisa mungkin kedua orang tua mengisi warna kehidupan anak-anaknya dengan nilai-nilai kehidupan yang indah.

Fase remaja

Saya mengatakan fase ini adalah sebagai fase uji coba terhadap nilai-nilai yang telah di dapatkan sewaktu kanak-kanak. Proses pada fase ini sering terjadi pembangkangan, dan protes  dari anak-anak seusia mereka. Itulah mengapa pada fase ini remaja sering dikatakan mencari jati diri. Mereka ingin mencari jawaban sendiri, atas persoalan individu.

Fase dewasa

Adalah fase kompleksitas. Di fase ini manusia tidak hanya mencari jawaban atas persoalan individu masing-masing. Tetapi juga mencari jawaban persoalan kelompok atau social yang ada disekitarnya. Hal ini kembali kepada fitrah manusia sebagai mahluk social.

Tapi saya tidak akan membahas lebih dalam tentang fase-fase tersebut. Di tulisan ini saya ingin membahsa lebih dalam tentang fase kanak-kanak.

Di fase kanak-kanak, sangat dianjurkan kedua orang tua, memberi warna kehidupan yang positif bagi anak-anaknya. angguh Memenuhi kebutuhan nutrisi yang baik bagi anak-anak, serta memberikan kasih sayang. Mengapa demikian? Agar kelak mereka umbuh menjadi generasi yang tangguh secara fisik dan mental. Sedangkan memberi kasih sayang adalah nilai-nilai yang akan kita terima kelak saat kita menua.

Betapa pentingnya masa kanak-kanak, sehingga dibuatlah hari khusus untuk anak. diselenggarakan pada tanggal yang berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni dan Hari Anak Universal diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lainnya merayakan Hari Anak pada tanggal yang lain. Perayaan ini bertujuan menghormati hak-hak anak di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, hari anak nasional ditetapkan pada tanggal 23 juli.

Sejarah penetapan hari anak nasional

Sejarah Peringatan Hari Anak Nasional di tanah air merupakan gagasan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kowani adalah organisasi kaum perempuan Indonesia yang  tercetus sejak Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928, atau beberapa pekan setelah Sumpah Pemuda. Kowani, yang diresmikan tahun 1946, dalam sidangnya pada 1951 memutuskan beberapa kesepakatan. Salah satunya, menurut artikel dalam Majalah Rona (1988), adalah mengupayakan penetapan Hari Kanak-Kanak Nasional.

Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan digelarnya Pekan Kanak-Kanak pada 1952. Dalam kegiatan ini, anak-anak berpawai di Istana Merdeka dan disambut langsung oleh Presiden Sukarno. Kegiatan tersebut kemudian rutin dilaksanakan setiap pekan kedua bulan Juli, atau saat liburan kenaikan kelas. Rekomendasi ini disetujui oleh pemerintah. Namun, penetapan itu dinilai tidak memiliki makna dan nilai historisnya karena tidak merujuk kepada tanggal atau momen tertentu.

Maka, dalam Sidang Kowani di Jakarta pada 24-28 Juli 1964, muncul banyak usulan mengenai tanggal yang tepat peringatan untuk hari anak-anak di Indonesia. Pada 1959, dikutip dari artikel “Mencari Jejak Hari Anak” tulisan Budi Setiyono dalam Historia.id (22 Juli 2018), pemerintah akhirnya menetapkan tanggal 1-3 Juni untuk memperingati hari anak di Indonesia, bersamaan dengan rangkaian peringatan Hari Anak Internasional pada 1 Juni.. Maka, atas usulan Kowani, tanggal 6 Juni ditetapkan sebagai Hari Kanak-Kanak Indonesia. Alasannya, selain bertepatan dengan hari lahir Bung Karno (1 Juni 1901), tanggal ini juga berdekatan dengan perayaan Hari Anak Internasional.

Dalam prosesnya, tanggal peringatan hari anak di Indonesia sempat beberapa kali mengalami perubahan. Hingga akhirnya, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 44/1984 yang memutuskan bahwa Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Mengapa 23 Juli? Pemilihan tanggal ini diselaraskan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979. Peringatan HAN diselenggarakan dari tingkat pusat hingga daerah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang ramah anak.

Terlepas dari sejarah penetapan Hari anak Nasional dan kembali ke tujuan awal memperingati hari anak adalah untuk menghormati hak-hak anak-anak yang ada di seluruh dunia. Karena mereka adalah sejatinya individu-individu yang juga memiliki kedudukan setara dengan orang-orang dewasa. Memiliki hak untuk hidup, bebas, merdeka.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar