Saat mengamati kupu-kupu
atau binatang lain yang mengalami metamorfosis, pasti memiliki keunikan
masing-masing pada saat perubahan ditiap-tiap fasenya. Bisa kita lihat proses metamorphosis
kupu-kupu yang dari kupu-kupu dewasa bertelur lalu telurnya berubah menjadi
larva, lalu larva berubah menjadi ulat, kemudian menjadi kepompong, dan lalu
mencapai klimaksnya menjadi seekor kupu-kupu yang baru.
Tak berbeda dengan mahluk
lain, pastinya juga melewati proses metamorphosis. Meskipun proses metamorphosis
setiap mahluk itu berbeda-beda. Begitu pula dengan manusia. Setiap manusia yang
dilahirkan akan melewati fase bayi lalu fase kanak-kanak, menjadi remaja lalu menjadi
manusia dewasa.
Fase Kehidupan Manusia
Di fase bayi, memory otak manusia
masih polos bak kertas putih. Difase kanak-kanak adalah fase pengisian memory. Sedangkan
difase remaja adalah fase uji coba
memory atau nilai-nilai yang ditanamkan pada fase sebelumnya. Dan fase dewasa
adalah fase menemukan sendiri jawaban dari persoalan kehidupan yang dialami
setiap individu.
Fase bayi
Seperti yang telah dikatakan
dibaris sebelumnya, fase ini, memory bayi masih polos, seperti kertas putih
yang belum diisi oleh tinta dan warna kehidupan. Dan alangkah baiknya di fase
emas yaitu 1000 hari pertama kehidupannya,orang tua telah memberi stimulant kasih
sayang kepada calon bayi. Menurut para ahli, stimulant kasih sayang ini akan
membentuk jaringan saraf yang banyak pada otak bayi.
Fase kanak-kanak
Pada fase kanak- kanak,
memory otak bayi mulai diisi dengan warna-warni kehidupan yang digoreskan oleh
kedua orangtuanya, dan lingkungan tempat ia berada, pada fase ini, sebisa
mungkin kedua orang tua mengisi warna kehidupan anak-anaknya dengan nilai-nilai
kehidupan yang indah.
Fase remaja
Saya mengatakan fase ini
adalah sebagai fase uji coba terhadap nilai-nilai yang telah di dapatkan
sewaktu kanak-kanak. Proses pada fase ini sering terjadi pembangkangan, dan
protes dari anak-anak seusia mereka. Itulah
mengapa pada fase ini remaja sering dikatakan mencari jati diri. Mereka ingin
mencari jawaban sendiri, atas persoalan individu.
Fase dewasa
Adalah fase kompleksitas. Di
fase ini manusia tidak hanya mencari jawaban atas persoalan individu
masing-masing. Tetapi juga mencari jawaban persoalan kelompok atau social yang
ada disekitarnya. Hal ini kembali kepada fitrah manusia sebagai mahluk social.
Tapi saya tidak akan
membahas lebih dalam tentang fase-fase tersebut. Di tulisan ini saya ingin
membahsa lebih dalam tentang fase kanak-kanak.
Di fase kanak-kanak, sangat
dianjurkan kedua orang tua, memberi warna kehidupan yang positif bagi
anak-anaknya. angguh Memenuhi kebutuhan nutrisi yang baik bagi anak-anak, serta
memberikan kasih sayang. Mengapa demikian? Agar kelak mereka umbuh menjadi
generasi yang tangguh secara fisik dan mental. Sedangkan memberi kasih sayang
adalah nilai-nilai yang akan kita terima kelak saat kita menua.
Betapa pentingnya masa
kanak-kanak, sehingga dibuatlah hari khusus untuk anak. diselenggarakan
pada tanggal yang berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Hari Anak
Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni dan Hari Anak Universal
diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lainnya merayakan Hari Anak pada
tanggal yang lain. Perayaan ini bertujuan menghormati hak-hak anak di seluruh
dunia.
Di Indonesia sendiri, hari
anak nasional ditetapkan pada tanggal 23 juli.
Sejarah penetapan hari anak nasional
Sejarah Peringatan Hari Anak
Nasional di tanah air merupakan gagasan Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Kowani adalah organisasi kaum perempuan Indonesia yang tercetus sejak Kongres Perempuan Indonesia I
pada 22 Desember 1928, atau beberapa pekan setelah Sumpah Pemuda. Kowani, yang
diresmikan tahun 1946, dalam sidangnya pada 1951 memutuskan beberapa
kesepakatan. Salah satunya, menurut artikel dalam Majalah Rona (1988), adalah
mengupayakan penetapan Hari Kanak-Kanak Nasional.
Upaya tersebut
ditindaklanjuti dengan digelarnya Pekan Kanak-Kanak pada 1952. Dalam kegiatan
ini, anak-anak berpawai di Istana Merdeka dan disambut langsung oleh Presiden
Sukarno. Kegiatan tersebut kemudian rutin dilaksanakan setiap pekan kedua bulan
Juli, atau saat liburan kenaikan kelas. Rekomendasi ini disetujui oleh
pemerintah. Namun, penetapan itu dinilai tidak memiliki makna dan nilai
historisnya karena tidak merujuk kepada tanggal atau momen tertentu.
Maka, dalam Sidang Kowani di
Jakarta pada 24-28 Juli 1964, muncul banyak usulan mengenai tanggal yang tepat
peringatan untuk hari anak-anak di Indonesia. Pada 1959, dikutip dari artikel
“Mencari Jejak Hari Anak” tulisan Budi Setiyono dalam Historia.id (22 Juli
2018), pemerintah akhirnya menetapkan tanggal 1-3 Juni untuk memperingati hari
anak di Indonesia, bersamaan dengan rangkaian peringatan Hari Anak
Internasional pada 1 Juni.. Maka, atas usulan Kowani, tanggal 6 Juni ditetapkan
sebagai Hari Kanak-Kanak Indonesia. Alasannya, selain bertepatan dengan hari
lahir Bung Karno (1 Juni 1901), tanggal ini juga berdekatan dengan perayaan
Hari Anak Internasional.
Dalam prosesnya, tanggal
peringatan hari anak di Indonesia sempat beberapa kali mengalami perubahan.
Hingga akhirnya, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 44/1984
yang memutuskan bahwa Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli.
Mengapa 23 Juli? Pemilihan tanggal ini diselaraskan dengan pengesahan
Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979. Peringatan HAN
diselenggarakan dari tingkat pusat hingga daerah untuk mewujudkan Indonesia
sebagai negara yang ramah anak.
Terlepas dari sejarah
penetapan Hari anak Nasional dan kembali ke tujuan awal memperingati hari anak
adalah untuk menghormati hak-hak anak-anak yang ada di seluruh dunia. Karena mereka
adalah sejatinya individu-individu yang juga memiliki kedudukan setara dengan
orang-orang dewasa. Memiliki hak untuk hidup, bebas, merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar