Sabtu, 21 Januari 2012

TEATER SEMU

Entah dari mana awalnya rasa itu datang. Cerita kita hadir dengan sangat tergesa-gesa. Tak tau siapa yg memulai rasa ini. dan sampai sekarang pun kita masih memperdebatkan awal cerita ini dan saling menyalahkan siapa yang memulainya,



Dan ketika kumeminta kau mengakhiri semua ini, jawabmu "aku tak bisa", hanya itu yang bisa kau ucapkan. Tanpa pernah kau pedulikan rasa yang sudah terlanjur menjebak kita berdua ke dalam keadaan yang rumit ini.


Aku dengan kisah awalku, bukankah semula sudah kau tau itu , sedang kamu dengan kisah awalmu yang kau jadikan mistery menarik kisahku ke dalam kisahmu. jadilah kolaborasi kisah entah berantah.

lalu semua permasalahan didalamnya, aku pun bingung, apakah ini sudah klimaksnya yaa Tuhan,, karena aku sadari, penulis sebenar dari kisah  ini adalah Tuhan yang menyutradarainya.

Kita memulai peran kita masing-masing di dalam cerita ini, dengan tidak sungguh-sungguh bukan???,, lalu kenapa harus ada rasa yang begitu dalam tertancap di hati kita???,,

Ternyata kita begitu menghayati peran kita yang tak sungguh-sungguh itu menjadi nyata ke dalam jiwa, dan kita terbakar di dalamnya. Cerita nyata dari dunia yang tak nyata.
TUHAN,, kami masih belum menemukan jawaban dari peran yang KAU berikan ini yaa Tuhan,,, apakah punya arti untuk kehidupanku?? atau kehidupan seseorang???,, lalu mengapa kau berikan peran ini yaa TUHAN,, kalau Kau tau kami tak mampu menjawabnya...

Namun entah kenapa peran itu seolah berhenti di suatu titik,, bukan juga berakhir,, mungkin saja rehat sejenak sebab kehabisan ide cerita.

Lalu pertanyaanku,, apa pesan moral dari cerita ini yaa Tuhan..., apa kami hanya sekedar memainkannya??? Lalu di bawa kemana perasaan yang hadir secara tergesa-gesa itu?? apa ia lenyap secara tergesa-gesa pula??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar