Entah kenapa yaa, saya sudah
merasakan atmosfer ramadhan? Setelah mericek kalender, ternyata bulan maret ini
tahun 2020 ini sudah memasuki rajab dan sya’ban.
Dan bulan Ramadhan itu
selalu identik dengan buah kurma. Buah kurma adalah makanan favorit Muhammad Rasulullah SAW.
Dulu sewaktu saya masih
kecil, saya tidak terlalu menyukai kurma. Karena terlalu manis menurutku. Sebenarnya
hamper semua orang menyukai rasa manis. Tapi kalau manisnya kebangetan pasti
bikin enek juga. Biasanya kami mendapatkan kurma, pemberian tetangga sebagai
oleh-oleh sepulang mereka dari tanah suci.
Akan tetapi 3 tahun lalu,
saya mendapatkan oleh-oleh dari tetangga, beberapa biji kurma, yang rasa
manisnya itu sangat sesuai dengan lidahku. Saya
sendiri baru tahu, kalau jenis kurma itu ada banyak. Nah mungkin kurma
pemberian tetangga kali ini yang saya dapat adalah jenis kurma yang berbeda
dari pemberian tetangga sebelumnya.
Jenis kurma ini bentuknya
panjang. Teksturnya sedikit agak kering dan kulitnya keriput. Ehh, tapi memang
kurma yang sering dijadikan oleh-oleh itu kurma yang dikeringkan yaa. Tetapi
yang sering saya dapatkan itu meski sudah dikeringkan, tapi kandungan gulanya
yang menjadikannya sedikit lembab. Seperti Dompo
Pisang begitu.
kurma kesukaanku |
Dan kebetulan sekali, saya
pernah melihat foto unggahan seorang teman cara menyemai kurma dengan
menggunakan tissue basah di facebook. Dan dia berhasil.
Nah, saya pun termotivasi
dari fotonya itu. Akhirnya saya pun mulai menyemai biji kurma tersebut. Caranya :
1.
Biji kurma kita gosok sehingga kulit ari-nya
yang mirip seperi lilin pelapis buah itu terkelupas.
2.
Lalu rendam biji kurma semalaman.
3.
Esok harinya, letakkan tissue yang sudah
dibasahi kedalam sebuah wadah (ingat wadahnya harus tertutup nantinya, supaya
biji yang disemai itu tidak berjamur).
4.
Lalu letakkan biji kurma tersebut diatas
tissue basah tersebut, lalu tutupi lagi dengan selapis tissue basah di atasnya.
Lalu tutuplah wadahnya rapat-rapat.
Sekitar dua minggu lebih,
baru akan terjadi germinasi alias berkecambah gitu yaa. Sayang saya tidak punya
fotonya.
Setelah mata akarnya
terlihat, segera pindahkan ke media tanam (polybagnya biar yang kecil saja
dulu). Setelah beberapa bulan bolehlah pindahkan ke wadah yang lebih besar
lagi.
Nah, inilah penampakan pohon
kurma saya. Usianya sudah hampir tiga tahun. Harusnya sih sudah tinggi yaa.
Tetapi mungkin karena media tanamnya yang kecil kali yaa.. sehingga
pertumbuhannya pun segitu-gitu saja.
Pohon kurma dalam planterbag |
Pohonn Kurmaku |
Si paksu meledek saya lagi,
“mau ditanam dimana bu? Lah kan kita Cuma ngontrak. sedangkan rumah kontrakan
ini, halamannya kecil. Itupun sudah penuh dengan bunga-bungamu”.
Aduh, sungguh terlalu
suamiku ini. Terlalu ketinggalan dia, heehee… . sekarang kan ada planter bag. Yaa, meskipun
konsekuensinya tanamanini tidak bakalan sebesar yang seharusnya seperti
saudar-saudaranya yang tumbuh di negeri
asalnya.
Dulu suami saya meledek,
kaatanya tidak bakalan tumbuh. Tapi ledekannya terbantahkan. Tapi sekarang
ledekannya lain lagi, katanya sih tidak bakalan berbuah. Saya pikir iyya juga
sih. Karena menurut yang saya dengar, pohon kurma itu terpisah antara pohon
yang jantan dan yang betina.
Seperti pohon Salak gitu.
Lazimnya tanaman itu kan, pohonnya menghasilkan bunga yang didalamnya sudah ada
jantan dan betinanya. Tapi untuk pohon salak dan kurma, jantan dan betinanya
terpisah. Jadi supaya terjadi pembuahan, harus dikawinkan oleh si empunya pohon
(tidak usah pake penghulu dan tidak usah ke KUA yaa).
Yaa, meskipun saya tidak
yakin bakal berbuah ini kurma, karena saya sendiri tidak punya pengetahuan
untuk bisa membedakan mana pohon kurma yang jantan dan mana pohon kurmayang
betina. Setidaknya pohon kurma ini bisa saya jadikan tanaman hias. Karena
perawakannya mirip pohon salem phoenix
dan juga mirip sycas. Dan saya serasa
tinggal di jazirah arab, heehee… .
Catatan : Dompo Pisang yaitu pisang matang yang dikeringkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar