Hampir sebulan sudah,
duka itu menyelimuti keluarga pak Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) atas
kepergian puteranya yang meninggal usai tenggelam dan terbawa arus di Sungai
Aare, Bern, Swiss, pada Kamis 26 mei 2022.
Jenazah Emeril Kahn
Mumtads atau kerap disapa Eril ini menghilang selama dua pekan terbawa arus
Sungai Aare yang deras dan dingin.. Hal inilah yang membuat suasana duka
semakin mendalam. Dalam ketidakpastian pencarian jenazah, penantian dan harapan
disertai ribuan untaian doa-doa yang dipanjatkan keluarga pak Ridwan Kamil dan
seluruh warga Indonesia yang turut merasa kehilangan, hingga dua pekan kemudian jenazah Eril ditemukan pada hari Rabu 8 Juni 2022 oleh
kepolisian Bern.
Dalam keterangan
polisi cantonal Bern mengatakan jika menemukan mayat di cekungan limpahan
bendungan dan kemudian menyelamatkan mayat tersebut. Polisi Bern mengatakan
jika Eril berenang
di sungai dan mengalami keadaan darurat. Dia tenggelam akibat kecelakaan,
dikutip Pikiran-Rakyat.com melalui Police.be.ch. Diduga tewasnya Eril disebabkan
lantaran tersangkut di Bendungan Engehalde Bern.
Pada masa penantian
jenazah sebelum ditemukan, Keluarga Ridwan Kamil sudah mengikhlaskan kepergian
Eril. Ridwan Kamil atau kerap disapa Kang Emil ini, sempaat mencurahkan isi
hatinya atas kepergian putera tercintanya ini.beliau mengatakan kepergian Eril
adalah pengalaman yang sungguh dahsyat buat mereka.saat membacakan tulisan mengenai sosok Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung,Senin (13/6/2022).
Setelah jenazah Eril ditemukan, jenazah kemudian dibawa dari Swiss dan
tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Minggu 12 Juni. Jenazah Eril kemudian
dibawa ke Gedung Pakuan Bandung untuk disemayamkan sebelum dikebumikan di
Cimaung.
Empat belas hari bagi kita mungkin adalah waktu yang rasanya singkat.
Tapi bagi keluarga Ridwan Kamil saat itu adalah hari-hari yang panjang buat
mereka. Penantian dalam pencarian jenazah Eril terasa melelahkan. Mereka
mengikhlaskan kepergian putera mereka. Seperti dalam kutipan pesan haru yang
disampaikan pak Ridwan Kamil di hadapan para tamu yang menghadiri pemakaman
Eril.
“Selama empat belas hari,
Allah memberikan waktu kepada kita untuk bertafakur, selama empat belas hari
Allah memberikan petunjuk untuk mengambil pelajaran dari apa yang kita lihat
kita dengar dan kita doakan…”
“…Empat belas hari bisa
terasa pendek dalam hidup rutin sehari-hari. Tapi empat belas hari ini menjadi
begitu panjang dalam kehidupan kami…”
“…Dalam rentan 14 hari yang
sejujurnya sangat melelahkan. Namun kami pun mendapatkan banyak pelajaran dan
kearifan tentang hidup Eril, yang secara kasat mata, rasanya terlalu singkat.
Tetapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat pada penuh manfaat…”
Selamat Jalan Eril |
“…Kami
belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari. Tapi tentang
tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.
Kami
mengikhlaskan Eril pergi, karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah
mencukupkan semua amal amalnya, untuk menutupi kemungkinan bertambah
kekhilafannya…”
Kutipan penggalan
Kang Emil atas hikmah kepergian Eril membuat saya pribadi, menyadarkan saya
sudah berapa lamakah waktu yang telah saya lewati… telah berapa banyakkah
kebaikan-kebaikan yang telah saya perbuat… dan seberapa banyakkah khilaf yang
telah saya lakukan dan saya terlupa
meminta ampunan.
Selamat tinggal nak
Eril, semoga dalam rentang waktu usiamu yang tak panjang didunia, tapi dengan segala kebajikan yang kau tanam semasa hidupmu, semoga Allah melapangkan dan memberi cahayaNya di kuburmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar