Kamis, 31 Oktober 2019

Pelatihan & Benchmark Bank Sampah bersama PLN UPDK TELLO BARU


          Sampai saat ini, persoalan sampah masih menjadi isu-isu penting untuk dicari solusinya. Masalah persampahan itu sendiri bukan hanya disekitar permukiman perkotaan yang mengalaminya, bahkan pemukiman diluar kota pun sampah pun menjadi masalah.

          Dan pada tahun 2008, Indonesia mulai merintis Bank Sampah di kota-kota besar. Makassar sendiri perlahan bergerak memperkenalkan Bank Sampah pada bulan empat tahun 2012 melalui Program Makassar Green & Clean dibawah arahan Yayasan Peduli Negeri. Mereka dilatih dan dan diajarkan bagaimana membentuk kordinasi di wilayah dan mekanisme bank sampah, selain itu mereka juga dibekali proses pengelolaan sampah berbasis masyarakat yakni dalam mengolah sampah basah dengan menggunakan keranjang sakti takakura dan komposter aerob.

         Akan tetapi, program tersebut hanya jalan ditempat ditahun selanjutnya. Mengapa demikian? Menurut penjelasan Andi Nurdianza sebagai Manajer Yayasan Peduli Negeri, masyarakat melakukan itu hanya karena kepentingan tertentu untuk memenangkan lomba saja. Bukan karena didasari oleh kesadaran lingkungan.

          Oleh karena itu PLN UIKL SULAWESI UPDK TELLO mengadakan “Pelatihan &Benchmark Bank Sampah” pada hari selasa tanggal 29 oktober 2019 di PLTU TELLO. (Benchmark sendiri adalah teknik pengetesan dengan standar nilai tertentu untuk dijadikan bahan perbandingan, demi meningkatkan kualitas, Wikipedia).



         
Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kembali kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, juga membangkitkan kembali geliat gerak bank sampah.

          Mengapa kegiatan ini sangat menjadi harapan? Tentu saja ini adalah harapan kita demi keberlangsungan lingkungan yang sehat untuk kita wariskan kepada anak cucu kita. Masih ingat kan dengan kejadian terbakarnya TPA Antang, satu-satunya tempat pembuangan akhir untuk warga kota Makassar. Kejadian tersebut sempat membuat kepanikan karena asapnya yang mengancung racun. Bukan hanya itu kekhawatiran kita. Sampah plastic yang proses urainya itu membutuhkan waktu yang sangat lama, akan menumpuk. Uraian tambahan dari pak Andi Nurdianza yang akrab disapa dengan nama Anca.




          Setelah berbagai pemaparan pak anca tentang sampah dan pengolahannya. Kami para peserta diajak bertandang ke Bank Sampah Pusat. Disitu kami disambut oleh Pak Nasrun, SE sebagai Kepala pengelola Bank Sampah Pusat. Beliau menyampaikan, bahwa jangan memandang enteng apa yang kita anggap tak berarti.

          Dulu saya berpikir Bank sampah itu hanyalah sia-sia, ternyata benar loh sampah itu menjadi berkah dan menjadi sumber pendapatan daerah pula. Pak Nasrun sendiri telah mendapatkan penghargaan bintang jasa oleh pemerintah atas baktinya akan kepeduliannyakepada lingkungan.





          Setelah itu kami diajak berkunjung ke Yayasan Peduli Negeri. Bagian akhir dari rangkaian acara itu. Disitu kami diarakan mengelola sampah organic menjadi pupuk kompos dengan mengguanakan bantuan lalat Magot. Agak ngeri-ngeri sedap mak kalau lihat ini.

         



Tidak ada komentar:

Posting Komentar