Rabu, 23 Oktober 2019

FILOSOFI RUMPUT FATIMAH



Tidak setiap hari kita bisa menyaksikan tayangan program TV yang menarik. jadi kuambil remote, lalu mengutak atik program acara apa saja yang enak ditonton malam itu.

Mungkin karena tayangan-tayangan dokumenter sering menjadi tontonanku sewaktu kecil dulu, sehingga mataku tertarik pada tayangan program salah satu TV swasta,, "Afrika". Akhirnya acara itu menjadi tayangan rutinku setiap minggu. Daripada nonton sinetron yang episodenya kelamaan, yang hanya membuat ketagihan tanpa sebuah pemaknaan diakhir cerita. Bukan maksud untuk menyindir para produser sinema elektronika. 


Ada suatu tayangan dengan judul "Afrika" ini, yang tiba-tiba saja menarik perhatianku lebih dalam. Tentang sebuah rumput di padang super gersang. Dalam narasi film ini hanya menyebutkan nama ilmiahnya saja.Tapi saat menyaksikannya, dari ciri-ciri fisiknya, saya yakin inilah rumput fatimah. 

Meski tubuhnya mengering ratusan tahun, tapi sebenarnya ia hidup. Hingga sampai angin membawa fisiknya jauh dari tempat sebelumnya, ia tak mati. ia membawa kehidupan yang dijaganya dalam kepalan-kepalan benih di tiap rantingnya.

Menunggu disaat yang tepat, sang hujan pun menanggalkan kepalan- kepalan benih itu membenam ke dalam tanah.  

Di hari yang cerah, disaat matahari kembali, benih rumput fatimah akan menyembul perlahan dari dalam tanah. 



Saya begitu takjub dengan tanaman ini, karena meski mengering ratusan tahun tahun, tapi ketika mendapatkan air sumber kehidupan, ia memang tak hidup kembali, tapi ia membawa kehidupan selanjutnya... Masyaallah... 


Rumput Fatimah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar