Rabu, 23 Oktober 2019

SEPI MENIKAM RINDU

Sepi bunuh diri satu jam yang lalu

Setelah menikam rindu, ia lari tergesa-gesa 
Meninggalkan tempat kejadian perkara, 
yang masih bersimbah darah

Rasa sesal pun memaki tak dapat menahan amarah
Khilaf  pun mengutuk tuan sepi seperti bara
“kemanakah ia melarikan diri,
Begitu tegakah ia membunuh rindu?
Rindu yang telah dinikahinya bertahun-tahun




Sepi bunuh diri satu jam yang lalu

Ternyata sepi, tak hanya membunuh rindu
Ia pun telah menyayat-nyayat cinta
Luka-luka bekas sayatan di cinta
Menggoreskan kepedihan yang begitu mendalam
Masih merah, masih berdarah

“kemanakah ia melarikan diri?
Begitu teganya dia menyayat cinta.
Cinta yang telah ditanamnya penuh kasih
Buah yang telah mereka lahirkan dari rahim rindu

Rasa sesal dan khilaf berderai air mata
Rasa sesal dan khilaf tak mampu lagi mengurai kata-kata
Begitu sedih hati mereka meresapi derita
Menyaksikan potongan-potongan rindu
Yang terserak dan bersimbah darah
Menyaksikan luka-luka bekas sayatan cinta

Sepi bunuh diri satu jam yang lalu

Setelah menikam rindu dan menyayat cinta
Ia melarikan diri dari tempat kejadian perkara
Dengan langkah tergesa-gesa. Dengan baju bersimbah darah

Rasa sesal dan khilaf menjadi murka
rasa sesal berujar lirih,” hati orang memang tak bisa diterka,”
khilaf pun berucap sedih,” jalan hidup pun tak bisa direka,”

Sepi bunuh diri satu jam yang lalu

Setelah menikam rindu dan menyayat cinta
Ia baru sadar,dirinya telah dirasuki prasangka
Perbuatannya telah mengantar rindu ke alam baka
Menggores luka ke tubuh cinta
Mengapa rindu dan cinta harus terluka olehnya?
Mengapa ditangannya-lah terjadi petaka

Sepi tak kuat menahan air mata
Sepi pun tak dapat menanggung derita
Telah membunuh rindu belahan jiwa
Padahal bertahun-tahun rindu mendampinginya setia
Akhirnya ia putuskan bunuh diri serta

Sepi bunuh diri satu jam yang lalu

Rasa sesal dan khilaf tak dapat berbuat apa-apa
Orang-orang pun berdatangan bertanya ‘ kenapa’
Mereka pun memaki dan mengutuk ‘siapa’

Sepi bunuh diri satu jam yang lalu

Jasad sepi dan rindu terbaring bersama
Tergolek kaku tanpa nyawa
Orang-orang berduka tanpa irama
Cinta yang tersayat kini tanpa tawa

Jasad sepi dan rindu bersemayam
Orang-orang melayat dengan rasa geram
Mengutuk prasangka yang tak dapat diredam
Berselingkuh dengan sepi melahirkan dendam

Jasad sepi dan rindu terkubur semakam
Rumah cinta yang tersayat terbakar semalam
Air mata cinta yang tersayat berderai bak hujan yang membenam
Orang-orang ramai berdatangan semalam hingga pukul enam

Jasad sepi dan rindu terkubur senisan
Sudah terlalu banyak tangisan
Cinta yang tersayat meninggalkan pemakaman
Dengan baju hitam dan kaca mata hitam tanpa harapan



picture by Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar